Mengapa Rusia Minta Jaminan Keamanan Selama Perundingan Damai Dengan Ukraina?

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Rusia meminta agunan keamanan selama perundingan tenteram dengan Ukraina. Foto/X

MOSKOW - Rusia mengatakan bahwa mereka bakal menuntut agunan keamanan nan “kuat” selama perundingan tentang penyelesaian di Ukraina, lantaran perundingan terus bersambung mengenai kemungkinan gencatan senjata Moskow-Kyiv selama 30 hari nan diusulkan oleh AS.

Mengapa Rusia Minta Jaminan Keamanan selama Perundingan Damai dengan Ukraina?

1. Menginginkan perdamaian Abadi

“Kami bakal menuntut agar agunan keamanan nan kuat menjadi bagian dari perjanjian ini. Karena hanya melalui pembentukannya, perdamaian kekal di Ukraina dapat dicapai dan, secara umum, memperkuat keamanan regional,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko dalam sebuah wawancara dengan surat berita harian Izvestia.

2. Ukraina Tak Boleh Jadi Anggota NATO

Mengekspresikan bahwa sebagian dari agunan ini kudu mencakup status netral Ukraina dan penolakan NATO untuk menerima Kyiv sebagai negara anggota, Grushko mengatakan NATO bersikap "lebih agresif" melalui tindakan militernya.

Grushko menegaskan kembali keberatan Rusia terhadap pengerahan pasukan penjaga perdamaian di Ukraina, mendefinisikan penjagaan perdamaian dan NATO sebagai "hal nan tidak sesuai."

"Mereka banyak membanggakan bahwa itu adalah aliansi pertahanan, tetapi sejarah aliansi nan sebenarnya terdiri dari operasi militer, serangkaian agresi tanpa argumen apa pun, hanya untuk sekali lagi menegaskan hegemoninya dalam urusan bumi dan regional," katanya.

Perintahkan Pasukan di Kursk untuk Terus Berperang, Ukraina Tolak Pengampunan dari Putin


3. Tidak Ada Pasukan Penjaga Perdamaian

Wakil menteri luar negeri menyatakan bahwa pengenalan topik pasukan penjaga perdamaian di Ukraina oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron berupaya untuk "mengalihkan perhatian publik dari masalah dalam negeri."

Ia lebih lanjut mengatakan Moskow juga mempunyai sikap "sangat skeptis" terhadap keterlibatan OSCE dalam kemungkinan misi penjaga perdamaian, tetapi kehadiran misi sipil di Ukraina dimungkinkan.

“Ini bisa mencakup pengamat tak bersenjata, misi sipil nan bakal memantau penerapan aspek-aspek perseorangan dari perjanjian ini, alias sistem jaminan,” katanya.

4. Tidak Ada Dialog Rusia dan Uni Eropa

Grushko tidak mengesampingkan kemungkinan membangun kembali perbincangan antara Rusia dan UE, serupa dengan kontak nan sedang berjalan antara Moskow dan Washington, seraya menambahkan bahwa tidak jelas gimana Eropa dapat mengambil bagian dalam perundingan tenteram mengenai Ukraina.

Delegasi AS dan Ukraina berjumpa Selasa lampau di kota Jeddah, Saudi, untuk membahas prospek kemungkinan kesepakatan tenteram antara Rusia dan Ukraina, setelah itu pernyataan berbareng menyatakan kesiapan Kyiv untuk menerima gencatan senjata 30 hari nan diusulkan oleh Washington.

Putin mengatakan Kamis bahwa negaranya setuju dengan usulan untuk mengakhiri permusuhan tetapi menambahkan bahwa Moskow bakal menerimanya hanya jika itu bakal “mengarah pada perdamaian jangka panjang dan menghilangkan penyebab awal krisis ini.”

(ahm)