Momen Khidmat Tepuk Tepung Tawar Dalam Prosesi Anugerah Adat Kapolri

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Pekanbaru -

Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menggelar ritual tepuk tepung tawar dalam prosesi pemberian Anugerah Adat Ingatan Budi kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Ritual ini digelar di Balai Adat Melayu Riau, Kota Pekanbaru, Sabtu 12 Juli 2025 siang tadi.

Sebagai informasi, tepuk tepung tawar adalah prosesi budaya Melayu nan dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan angan restu atas suatu peristiwa penting, seperti pernikahan, kelahiran, alias aktivitas lainnya. Prosesi ini juga dilaksanakan pada saat pemberian hidayah budaya kepada Kapolri.

Seusai mendengar elu-eluan dan dasar pikir Anugerah Adat, Jenderal Sigit mendengarkan pembacaan warkah Anugerah Adat Ingatan Budi nan disampaikan oleh Ketua Umum MKA Marjohan Yusuf. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan memasangkan tanjak, selempang, keris, dan pingat, serta tepuk tepung tawar.

Tanjak merupakan tanda kehormatan, selempang simbol keagungan dan perlindungan, keris sebagai simbol kekuatan, dan kalung pingat sebagai tanda pengikat persaudaraan. Setelah itu Jenderal Sigit ditepuk tepung tawari dengan merenjis dan menabur dedaunan dan air serta bertih nan semuanya mengandung simbol kebaikan. Daun Ati-ati misalnya, melambangkan sikap penuh kehati-hatian, waspada, cermat.

Dalam prosesi ini, Kapolri Jenderal Sigit didampingi oleh Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan. Pemasangan tanjak dilakukan oleh Ketua Umum MKA LAM Riau Datuk Seri Marjohan Yusuf, pemasangan selempang oleh Gubernur Datuk Seri Setia Amanah Riau Abdul Wahid, keris dan pingat dipasangkan oleh Ketua DPH LAM Riau Datuk Seri H Taufik Ikram Jamil.

Setelah prosesi tersebut, aktivitas dilanjutkan dengan upacara tepuk tepung tawar. Dalam prosesi ini, Jenderal Sigit dan istri duduk di peterakna. Jenderal Sigit dan istri kemudian membuka kedua tangan ke atas.

Tepuk tepung tawar ini dilakukan dengan memercikkan air ke atas tangan Jenderal Sigit dan istri dan menaburkan dedaunan, nan dilakukan oleh tokoh budaya Gubernur Abdul Wahid, Datuk Seri H Marjohan Yusuf, dan Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, Sultan Pelalawan Haji Tengku Besar Kamaruddin, Seri Paduka nan Dipertuan Agung Raja Gunung Sahilan XII H Tengku Muhammad Nizar nan diwakili Putera Mahkota Teguh Heryanto, Ketua Perhimpunan Kekerabatan Resam Kerajaan Indragiri H Raja Maizir Mit, Timbalan Mangku Bumi Mangku Diraja Kekerabatan Kesultanan Siak Sri Indrapura Tengku Mohammad Toha, Niniok Datuok Ajo Dubalai Andiko 44 Muara Takus Datuk Abdul Malik, Datuk Seri Lela Setia Junjungan Negeri H Akmal Abbas, Ketua DPRD Provinsi Riau Datuk Kaderisman, Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Melayu Riau (FKPMR) Chaidir, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama KH Abdurrahman Qoharuddin.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerima Anugerah Adat Ingatan Budi dari Lembaga Adat Melayu Riau.Foto: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerima Anugerah Adat Ingatan Budi dari Lembaga Adat Melayu Riau. (dok. Polda Riau)

Setelah upacara tepuk tepung tawar, Jenderal Sigit menyampaikan sambutannya. Jenderal Sigit mengapresiasi pemberian hidayah tersebut, nan menurutnya merupakan amanah untuk memberi jasa terbaik kepada masyarakat.

"Bagi saya, hidayah budaya ini mengandung makna mendalam sebagai harapan, tanggung jawab moral, dan amanah nan semakin meneguhkan semangat Polri untuk terus memberikan jasa terbaik kepada masyarakat," ujar Jenderal Sigit setelah menerima hidayah di Pekanbaru, Sabtu (12/7/2025).

Menurutnya, Ingatan Budi adalah pengingat bahwa pengabdian kudu berasas nilai luhur dan keikhlasan.

Kapolri memuji LAM Riau nan konsisten menjaga nilai-nilai Melayu sejak berdiri pada 6 Juni 1970. Menurutnya, nilai tersebut merupakan jati diri dan penuntun arah bangsa.

"Nilai-nilai tersebut bukan hanya jangkar nan menjaga jati diri bangsa, namun juga menjadi penuntun arah dalam menghadapi beragam tantangan dan melanjutkan agenda pembangunan nasional," katanya.

Kapolri berambisi LAM Riau tetap menjaga toleransi dan gotong royong. Baginya, LAM Riau pun kudu menjadi simpul perekat persatuan dan kesatuan.

"Saya juga berambisi agar Lembaga Adat Melayu Riau dapat terus menjadi garda terdepan dalam memupuk semangat kerukunan, toleransi, dan gotong royong, serta terus menyebarluaskan pesan perdamaian, sehingga family besar Lembaga Adat Melayu Riau dapat menjadi simpul-simpul perekat persatuan dan kesatuan bangsa," katanya.

(mei/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini