ARTICLE AD BOX
loading...
Mufti Besar Mesir Sheikh Nazir Ayad. Foto/wikimedia
KAIRO - Mufti Mesir, Nazir Ayad, pada hari Kamis (10/7/2025) mengecam kunjungan ke Israel oleh sekelompok orang nan dia gambarkan sebagai "mereka nan mempromosikan diri sebagai tokoh agama". Dia menyebutnya sebagai "investasi politik murahan nan menggunakan jubah ustadz tiruan untuk memperindah gambaran entitas pendudukan berdarah".
Dalam pernyataan tegas, Ayad mengutuk kunjungan delegasi Eropa tersebut. Pernyataan itu muncul hanya beberapa hari setelah al-Azhar, badan keagamaan tertinggi Mesir, juga menyuarakan kecaman.
Komentarnya menyusul pengumuman pada hari Senin dari instansi Presiden Israel Isaac Herzog, nan mengatakan dia telah menerima "para pemimpin dan pemimpin dari organisasi Muslim di Prancis, Belgia, Belanda, Italia, dan Inggris" di kantornya di Yerusalem Barat.
Menurut instansi Herzog, delegasi tersebut dipimpin oleh Hassen Chalghoumi dan mencakup "tokoh-tokoh Muslim terkemuka nan datang ke Israel untuk menyebarkan pesan perdamaian, koeksistensi, dan kemitraan antara Muslim dan Yahudi, serta antara Israel dan bumi Islam."
Menanggapi perihal tersebut, mufti Mesir mengatakan dalam pernyataannya, "Saya telah mengikuti dengan penyesalan nan mendalam kunjungan tercela ini nan dilakukan oleh satu golongan nan mempromosikan diri mereka sebagai tokoh agama—orang-orang nan telah menjual hati nurani mereka dengan murah, dan secara keliru membungkus diri mereka dengan jubah agama, hanya untuk berdiri di hadapan para pemimpin entitas Zionis dalam satu segmen nan memalukan."