Muhammadiyah Sambut Gembira Inggris Akan Susul Prancis Akui Palestina

Sedang Trending 19 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyambut ceria atas rencana Inggris menyusul Prancis nan bakal mengakui negara Palestina. Bukan tanpa alasan, dia menyebut Inggris dan Prancis sebelumnya kerap menjadi halangan kemerdekaan Palestina.

"Keinginan Inggris untuk mengakui negara Palestina menyusul Prancis nan telah terlebih dulu menyatakan sikapnya untuk mengakui negara Palestina patut kita sambut gembira, lantaran kedua negara ini selama ini berbareng Amerika Serikat sering menjadi batu sandungan bagi perjuangan rakyat Palestina. Sehingga pendapat untuk mendirikan negara Palestina nan merdeka dan berdaulat menjadi tersendat-sendat," kata Anwar Abbas kepada wartawan, Kamis (31/7/2025).

Anwar Abbas berambisi dengan rencana Prancis dan Inggris ini bakal banyak negara lain nan mengikuti sikap kedua negara Eropa tersebut. Dengan begitu, kata dia, kemerdekaan Palestina bakal segera terwujud.

"Kita berambisi dengan adanya perubahan sikap dari Prancis dan Inggris ini banyak negara lain juga melakukan perihal serupa sehingga dengan demikian berdirinya negara Palestina nan merdeka dan berdaulat semakin sigap bisa terwujud. Sehingga negara Palestina bisa duduk sama rendah dan tegak sama tinggi dengan negara-negara lain di dunia," ucapnya.

Inggris dan Prancis Akan Akui Palestina

Seperti diketahui, Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer mengumumkan Inggris bakal secara resmi mengakui negara Palestina pada September mendatang. Starmer mengatakan langkah itu bakal dilakukan jika Israel tak kunjung menyetujui gencatan senjata di Gaza.

Dilansir instansi buletin AFP, Rabu (30/7) langkah nan berpotensi menjadi tonggak sejarah ini muncul setelah pemimpin Inggris itu memanggil kembali kabinetnya dari masa reses. Pertemuan dengan kabinetnya itu untuk membahas mengenai situasi mendesak nan memburuk di wilayah Gaza tersebut.

Dalam pidato di Downing Street nan disiarkan televisi segera setelahnya, Starmer mengatakan Inggris bakal mengakui negara Palestina jika Israel tidak mengambil langkah-langkah nan dituntut pada saat Majelis Umum PBB diadakan pada bulan September.

Starmer mengatakan negara-negara kudu mengakhiri situasi jelek di Gaza, menyetujui gencatan senjata, dan berkomitmen pada perdamaian jangka panjang dan berkelanjutan, serta menghidupkan kembali prospek solusi dua negara.

"Saya selalu mengatakan bahwa kami bakal mengakui negara Palestina sebagai kontribusi bagi proses perdamaian nan tepat, di saat akibat maksimal bagi solusi dua negara," kata Starmer.

"Dengan solusi nan sekarang terancam, inilah saatnya untuk bertindak," imbuhnya.

Sebelum Inggris, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan Prancis bakal mengakui negara Palestina di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Keputusan Macron itu menuai reaksi Pemerintah Amerika Serikat (AS) hingga Arab Saudi.

Pernyataan itu disampaikan Macron pada Kamis (24/7) waktu setempat. Macron mengatakan pengumuman bakal disampaikan September mendatang.

"Sesuai dengan komitmen historisnya untuk perdamaian nan setara dan kekal di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis bakal mengakui Negara Palestina. Saya bakal membikin pengumuman resmi di Majelis Umum PBB pada bulan September," tulis kepala negara Prancis tersebut di media sosial X dan Instagram.

(fas/idn)