Percakapan Telepon Dengan Putin Yang Bikin Trump Tak Senang

Sedang Trending 7 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dibuat tidak senang dengan kelakuan Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump jengkel lantaran percakapan terbaru via telepon mengenai perang Ukraina dengan Putin tak ada kemajuan.

Sebagai informasi, Trump dan Putin sempat saling menjalin komunikasi via telepon pada Kamis (3/7) nan lalu. Mereka berbincang beragam hal, termasuk perang nan berkecamuk antara Rusia dan Ukraina.

Komunikasi antara dua kepala negara tersebut merupakan pertama kalinya nan diketahui publik. Sebelumnya, mereka tetap rutin berkomunikasi tanpa diketahui publik.

Trump dan Putin pun saling memberikan reaksi setelah menjalin komunikasi. Putin tegaskan tetap memperkuat dengan tujuannya dan Trump jengkel dengan pendirian Putin tersebut.

Putin Tak Akan Menyerah

Russian President Vladimir Putin attends a meeting with Iranian Foreign Minister Abbas Araqchi at the Kremlin in Moscow, Russia June 23, 2025. Sputnik/Sergei Karpukhin/Pool via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. Foto: Putin (via REUTERS/Sergei Karpukhin)

Presiden Rusia Vladimir Putin buka bunyi mengenai komunikasi dengan Trump. Putin sempat menegaskan Moskow tidak bakal menyerahkan tujuannya di Ukraina.

"Presiden kami mengatakan bahwa Rusia bakal mencapai tujuan nan ditetapkannya, ialah penghapusan akar penyebab nan menyebabkan keadaan saat ini," kata ajudan Kremlin Yuri Ushakov kepada wartawan.

"Rusia tidak bakal menyerah pada tujuan ini," lajut dia.

Meski demikian, Putin memberi tahu Trump bahwa pihaknya bakal terus mengambil bagian dalam negosiasi. "Ia juga berbincang tentang kesiapan pihak Rusia untuk melanjutkan proses negosiasi," imbuh Ushakov.

"Vladimir Putin mengatakan bahwa kami terus mencari solusi politik nan dinegosiasikan untuk bentrok tersebut," kata Ushakov.

Trump Kesal Tak Ada Kemajuan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi menandatangani paket undang-undang pengeluaran dan pajak nan luas, nan dikenal dengan nama “One Big Beautiful Bill Act,” di Gedung Putih, Jumat (4/7/2025). Foto: Trump (REUTERS/Leah Millis)

Sementara itu, Trump juga buka suara. Berbeda dengan Putin, Trump justru menunjukkan kegeramannya dengan Putin.

"Itu adalah panggilan telepon nan cukup panjang, kami membicarakan banyak perihal termasuk Iran, dan kami juga membicarakan, seperti nan Anda ketahui, perang dengan Ukraina. Dan saya tidak senang dengan itu," kata Trump kepada wartawan, dilansir AFP, Jumat (4/7).

Ketika ditanya apakah dia telah bergerak lebih dekat ke kesepakatan untuk mengakhiri perang? Trump menjawab tidak ada perkembanga apapun. "Tidak, saya tidak membikin kemajuan apa pun dengannya sama sekali," imbuhnya.

Pandangan Trump terhadap panggilan telepon tersebut sangat suram. Ia pun mengaku kekecewaan dengan pemimpin Rusia tersebut.

Trump Sebut Putin Ingin Terus Membunuh

U.S. President Donald Trump speaks during a meeting with Democratic Republic of the Congos Foreign Minister Therese Kayikwamba Wagner and Rwandas Foreign Minister Olivier Nduhungirehe in the Oval Office at the White House in Washington D.C., June 27, 2025. REUTERS/Ken Cedeno Foto: Trump (REUTERS/Ken Cedeno)

Tak hanya itu, Trump menyebut sang pemimpin Rusia itu hanya mau "terus membunuh orang". Sebagai respons, Trump memastikan bakal memperketat hukuman terhadap Rusia.

"Ini situasi nan sangat sulit. Saya mengatakan kepada Anda bahwa saya sangat tidak senang dengan percakapan telepon saya dengan Presiden Putin. Dia mau bertindak lebih jauh, terus membunuh orang-orang, itu tidak baik," ucap Trump saat berbincang kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One.

Trump kemudian mengisyaratkan bahwa dirinya mungkin akhirnya siap untuk memperketat sanksi-sanksi terhadap Rusia, setelah menahan diri selama enam bulan terakhir saat dia berupaya keras membujuk Putin untuk mengakhiri perang.

"Kami berbincang banyak soal sanksi. Dia memahami bahwa hukuman itu mungkin bakal terjadi," kata Trump.

(maa/fas)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini