Perseteruan Dinasti Politik Filipina Di Balik Penangkapan Duterte

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Tepat sebelum ulang tahunnya nan ke-80, Rodrigo Duterte, seorang laki-laki nan pernah berjanji untuk membersihkan Filipina dari narkoba dan tindakan kriminal, ditahan dan dikirim ke Belanda.

Mantan presiden itu ditahan kepolisian Filipina ketika tiba di Bandara Manila dari Hong Kong.

Saat itu dia sedang menggalang support dari diaspora Filipina nan jumlahnya cukup besar untuk mendukung kandidatnya di pemilihan paruh waktu mendatang.

Aksi abdi negara Filipina itu didasari oleh surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Meskipun pengacara dan personil family Duterte memprotes bahwa penangkapan itu tidak mempunyai dasar norma dan mengeluh bahwa kesehatan Duterte menurun, perihal itu menjadi sia-sia.

Duterte nan tampak lemah, melangkah sembari membawa tongkat dipindahkan ke pangkalan angkatan udara nan berada dekat bandara. Sebuah pesawat jet sewaan kemudian membawanya ke Den Haag, tempat ICC bersidang.

Bagaimana itu bisa terjadi? Bagaimana seorang laki-laki nan begitu berkuasa dan populer, apalagi kerap disebut "Trump Asia", bisa jatuh?

Ketika menjabat, Duterte membentuk aliansi dengan family Marcos, anak-anak diktator terguling Ferdinand Marcos nan telah lama berupaya bangkit kembali ke bumi politik. Pasalnya, Duterte tidak bisa mencalonkan diri lagi dalam pemilihan presiden tahun 2022.

Baca juga:

  • Apa makna kebangkitan dinasti Marcos?
  • Dinasti pemimpin di Filipina: Mengapa family Marcos begitu kontroversial?

Duterte kemudian mengusung putrinya, Sara nan menduduki kedudukan wali kota Davao, untuk menggantikannya.

Namun, putra Ferdinand Marcos, Bongbong namalain Marcos Jr, mempunyai kesempatan nan sama untuk menang dan mempunyai biaya nan sangat besar.

Kedua family itu lantas mencapai kesepakatan.

Presiden Marcos Jr.Getty ImagesPresiden Marcos Jr.

Keluarga Duterte dan family Marcos kemudian bekerja sama untuk membawa Bongbong menjadi presiden dan Sara menjadi wakil presiden, dengan dugaan bahwa pada pemilihan umum 2028, giliran Sara bakal tiba dan dia bakal menggunakan 'mesin politik' Marcos di belakangnya.

Strategi itu berhasil. Marcos Jr dan Sara Duterte memenangkan pemilu dengan selisih bunyi nan besar.

Duterte berambisi aliansinya bakal melindunginya dari segala serangan kembali terhadap masa jabatannya nan kontroversial setelah lengser.

Ancaman paling serius nan menghantuinya adalah penyelidikan ICC atas ribuan pembunuhan di luar norma nan dilakukan selama kampanye anti-narkoba semasa dirinya menjadi presiden pada 2016 dan selama menjabat sebagai wali kota Davao sejak 2011.

Duterte pada akhirnya menarik Filipina dari yurisdiksi ICC pada 2019.

Namun jaksa penuntut ICC beranggapan mereka tetap mempunyai mandat untuk menyelidiki dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan nan dilakukan Duterte sebelum itu. ICC memutuskan meluncurkan penyelidikan umum pada 2021.

  • Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ditangkap dan dikirim ke Belanda atas perintah Mahkamah Pidana Internasional
  • Seks, narkoba, tambang, dan maut: Cara Duterte mengguncang Filipina
  • Pembunuhan dalam 'perang Duterte melawan narkoba': Polisi dihukum 40 tahun penjara

Awalnya, Presiden Marcos Jr menyatakan pemerintahannya tidak bakal bekerja sama dengan ICC.

Tetapi, situasinya berubah setelah perpecahan dramatis aliansi Duterte-Marcos.

Baca juga:

  • Ancaman pembunuhan dan perpecahan Drama perseteruan politik Marcos-Duterte
  • Parlemen Filipina memakzulkan wakil presiden Sara Duterte Apa latar belakang perseteruan Marcos dan Duterte?
  • Saling tuding sebagai pecandu narkoba - Apakah aliansi Marcos-Duterte bakal berujung pada 'perceraian'?

Ketegangan dalam hubungan mereka terlihat jelas sejak hari-hari awal pemerintahan, saat permintaan Sara Duterte untuk mengendalikan kementerian pertahanan ditolak. Sara malah diberikan kendali atas kementerian pendidikan.

Presiden Marcos Jr juga menjauhkan diri dari kebijakan Rodrigo Duterte, memperbaiki hubungan dengan AS, melawan China di laut nan disengketakan, dan menghentikan ancaman pembalasan dari para pengedar narkoba.

Pada akhirnya, kedua dinasti ini adalah klan ambisius dan haus kekuasaan nan mau mendominasi politik Filipina.

'Kue kekuasaan' di Filipina tidak cukup untuk dibagi antara mereka.

Para aktivis ikut serta dalam tindakan protes di luar Kantor Kejaksaan Kota Quezon nan memanggil mantan Presiden Rodrigo Duterte atas pengaduan pidana nan diajukan terhadapnya, pada 04 Desember 2023 di Kota Quezon, Filipina.Para aktivis ikut serta dalam tindakan protes di luar Kantor Kejaksaan Kota Quezon nan memanggil mantan Presiden Rodrigo Duterte atas pengaduan pidana nan diajukan terhadapnya, pada 04 Desember 2023 di Kota Quezon, Filipina. (Getty Images)

Hubungan mereka mencapai titik nadir pada tahun lalu, kala Sara Duterte mengumumkan bahwa dia telah menyewa seorang pembunuh untuk menghabisi Presiden Marcos, jika sesuatu terjadi padanya.

Akhir tahun lalu, majelis rendah Kongres nan dikendalikan oleh para loyalis Marcos, mengusulkan petisi untuk memakzulkan Sara Duterte. Sidang tersebut sekarang berjalan di Senat.

Jika Sara dimakzulkan, berasas konstitusi dia bakal dilarang memegang kedudukan politik tertinggi. Ini jelas bakal membunuh ambisinya nan sudah lama menjadi presiden dan semakin melemahkan kekuatan politik family Duterte.

Presiden Marcos Jr sekarang tampaknya telah bergerak sigap untuk menyudahi saingan politik utamanya.

Namun, strateginya tidak bebas dari risiko.

  • Karena diselidiki, Presiden Duterte tarik Filipina dari Mahkamah Pidana Internasional
  • Presiden Duterte mengaku pernah membunuh langsung penjahat
  • Mahkamah Internasional selidiki perang melawan narkoba Presiden Duterte

Keluarga Duterte tetap terkenal di Filipina. Mereka mungkin dapat menggalang tindakan protes terhadap penahanan sang mantan presiden.

Sara Duterte apalagi telah mengeluarkan pernyataan nan menuduh pemerintah menyerahkan ayahnya kepada "kekuatan asing" dan melanggar kedaulatan Filipina.

Ujian awal untuk memandang dinasti mana nan paling terkenal adalah pemilihan umum paruh waktu pada Mei mendatang.

Dalam komentarnya kepada wartawan setelah pesawat nan membawa pendahulunya lepas landas dari Manila, Presiden Marcos Jr menegaskan bahwa dia memenuhi komitmen negara tersebut kepada Interpol, nan telah mengirimkan surat perintah ICC.

Tapi, dia sama sekali tidak berkomentar soal keabsahan surat perintah ICC dan kewenangan ICC, mengingat Filipina telah keluar dari keanggotaan ICC.

Polisi berjaga di luar Pangkalan Udara Villamor, tempat mantan Presiden Rodrigo Duterte dibawa setelah penangkapannya berasas surat perintah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), pada 11 Maret 2025 di Pasay, Metro Manila, Filipina.Sejumlah polisi berjaga di luar Pangkalan Udara Villamor, tempat mantan Presiden Rodrigo Duterte dibawa setelah ditangkap berasas surat perintah Mahkamah Pidana Internasional (ICC), pada 11 Maret 2025. (Getty Images)

Penahanan Duterte bukan berfaedah tidak menimbulkan akibat bagi ICC.

Mahkamah tersebut sedang ditentang banyak pihak. Bahkan, pemerintahan Trump menakut-nakuti bakal menangkap pejabat tinggi ICC jika mereka berjalan ke AS. Di luar itu, hanya sedikit negara nan bersedia mengekstradisi orang-orang nan telah didakwa ICC.

Oleh lantaran itu, membawa mantan Presiden Duterte ke Den Haag mungkin tampak seperti keberhasilan besar.

Tetapi, ada peringatan dari China untuk tidak mempolitisasi kasus-kasus ICC.

Pernyataan itu dimaknai sebagai indikasi terselubung bahwa kasus ini, nan semestinya tentang pertanggungjawaban Duterte soal kejahatan internasional, justru memainkan peran dalam perseteruan internal di Filipina antara dua dinasti politik nan tengah bersaing.

  • Filipina: 'Warisan berdarah' kepresidenan Rodrigo Duterte
  • Seks, narkoba, tambang, dan maut: Cara Duterte mengguncang Filipina
  • Wawancara eksklusif pemimpin regu pembunuh Filipina: Saya membunuh 200 orang dan perintahkan pembunuhan kerabat sendiri

(ita/ita)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu