Mengasa Anak Muda Papua untuk Wujudkan Pilkada Damai
Dua anak muda generasi Gen Z dari Biak, Yosef dan Martinus, sangat terkesan dengan kegiatan penguatan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pilkada serentak yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) di Kabupaten Biak Numfor pada 27 November 2024. Bagi mereka, ini merupakan pengalaman demokrasi pertama dalam menyalurkan hak suara di pilkada bagi Yosef, siswa kelas X SMA Biak, dan Martinus, siswa kelas XI SMK Biak.
Kedua siswa ini bersama dengan 68 peserta pemilih pemula lainnya merasa sangat istimewa karena mendapatkan informasi terpercaya dan pendidikan politik terhadap tahapan pilkada langsung dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Mereka juga melakukan deklarasi bersama untuk menyukseskan pilkada damai.
Yosef mengakui bahwa kegiatan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pilkada serentak merupakan sarana belajar demokrasi langsung memilih pemimpin periode 2024-2029. Begitu pun dengan Martinus, yang menyebut pelaksanaan penguatan implementasi Pancasila sebagai cerminan tanggung jawab warga negara Indonesia.
Kedua siswa ini berkomitmen untuk menyalurkan hak suara kepada pasangan calon bupati dan wakil bupati serta paslon gubernur dan wakil gubernur yang tepat, agar dapat menghasilkan pemimpin daerah terpilih untuk membangun daerah lebih maju, mandiri, dan sejahtera.
Puluhan anak muda tersebut terlihat antusias untuk memperoleh informasi tahapan pilkada serentak dari Ketua KPU Joel Nicolas Lawalata serta Ketua Bawaslu Simon Yason Mandowen. Mereka ingin tahu bagaimana tahapan Pilkada Serentak Kabupaten Biak Numfor tinggal 10 hari menuju pemungutan suara pada 27 November.
Generasi Z di Papua kini menghadapi tantangan baru sebagai pemilih yang semakin signifikan. Data KPU Papua menunjukkan jumlah pemilih anak muda mencapai 210 ribu dari total pemilih tetap pilkada Papua sebanyak 750.959 orang.
Generasi millenial yang lahir pada 2007 kini memasuki usia pemilih dan menjadi bagian penting dalam dinamika politik di tanah Papua. Anak muda adalah kelompok yang tumbuh dalam era digital, di mana informasi tersebar dengan cepat dan interaksi sosial terjadi melalui platform online.
Perbedaan karakteristik antara generasi Z dan pendahulunya terlihat jelas dalam cara mereka mengakses informasi politik dan berpartisipasi dalam proses demokrasi. Generasi Z cenderung lebih kritis terhadap calon pemimpin daerah yang ditawarkan partai politik, serta lebih terbuka terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.
Untuk menarik suara anak muda di Pilkada Papua dan Biak, para calon kepala daerah perlu berkomunikasi dengan cara yang lebih modern dan memperhatikan isu-isu relevan bagi generasi muda Papua. Keterlibatan generasi Z dalam pilkada diperkirakan akan semakin besar, mengingat tren mereka yang aktif di media sosial dan platform digital lainnya.
Dalam Pilkada, generasi Z tidak hanya melihat pasangan calon berdasarkan iklan kampanye, tetapi juga menilai ketulusan, rekam jejak paslon, dan visi calon pemimpin dalam menangani isu-isu seperti pendidikan, lapangan kerja, dan lingkungan.
Ketua KPU Biak, Joel Nicolas Lawalata, mengingatkan pemilih generasi muda untuk menyalurkan hak suara dengan benar karena menjadi penentu masa depan pembangunan daerah. Kepemilikan hak suara generasi millenial di Biak diharapkan dapat menjadi penentu arah politik masa depan di Provinsi Papua dan Kabupaten Biak Numfor.
Pemilih pilkada di Kabupaten Biak Numfor berjumlah 100.874 pemilih tersebar di 345 tempat pemungutan suara, dengan 26.152 di antaranya adalah pemilih Gen Z. Kepala Bakesbangpol Biak, Aner Rumakito, berharap pemilih muda menjadi pelopor dalam mewujudkan pilkada bersih, jujur, berintegritas, dan demokratis. Aner meminta kesadaran dari anak muda Biak Numfor untuk menyukseskan pilkada damai dan berintegritas guna mendapat dukungan semua pihak pemangku kepentingan.
Leave a Comment