Ppatk Buka Lagi Lebih Dari 28 Juta Rekening Nganggur Yang Diblokir

Sedang Trending 20 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengatakan telah membuka puluhan juta rekening dormant alias tidak aktif nan sebelumnya diblokir. Ada 28 juta lebih rekening nganggur nan sekarang sudah aktif kembali.

"Sudah puluhan juta rekening nan dibuka," kata Kepala Biro Humas PPATK, Natsir Kongah kepada wartawan, Kamis (31/7/2025).

"(Ada) 28 juta lebih (rekening nan dibuka)," imbuhnya.

Natsir menerangkan permintaan pembukaan rekening menganggur nan diblokir terus dilakukan. Dia menyebut saat ini pembukaan rekening tengah dalam proses.

"Terus dilakukan (pembukaan rekening dormant) dan berproses," ujarnya.

Natsir meminta masyarakat tidak cemas duit lenyap dalam rekening menganggur nan diblokir PPATK. Dia memastikan duit pengguna nan berada dalam rekening tersebut aman.

"100% duit pengguna aman," ungkapnya.

Rekening Nganggur 3 Bulan Bakal Diblokir

PPATK bakal memblokir rekening bank nan menganggur selama 3 bulan. Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan rekening menganggur pada masing-masing bank berbeda tergantung profil nasabah.

"Kriteria dormant pada masing-masing bank berbeda satu sama lain, tergantung profil pengguna serta akibat upaya nan menjadi parameter masing-masing bank," kata Ivan kepada wartawan, Kamis (31/7).

Dia juga menerangkan jenis rekening nganggur tiga bulan nan bakal diblokir. Rekening bakal diblokir jika sengaja dibuat untuk gambling online.

"Tidak ada kriteria 3 bulan itu. Waktu 3 bulan itu adalah jangka waktu jika pengguna masuk kriteria sangat berisiko, misalnya buka rekening untuk judol/tindak pidana dan lenyap itu ditinggal setelah dilakukan pengkinian info oleh bank," tambahnya.

Ivan menjelaskan rekening dormant nan paling banyak dibekukan PPATK adalah nan dalam periode 5 tahun lebih. Menurutnya, rekening tidak aktif lebih dari 5 tahun berpotensi disalahgunakan jika tidak ada nan menjaga.

"Jadi tidak kekhawatiran rekening lenyap dan lain-lain, justru pemerintah sedang menjaga dan datang untuk melindungi masyarakat. Lagian siapa nan bilang rekening dirampas negara segala? Ada-ada saja, he-he-he...," ucapnya.

Ivan mengatakan kebijakan itu semata-mata untuk melindungi rekening masyarakat agar tidak disalahgunakan untuk gambling online (judol) alias tindak pidana lainnya. Dia menyinggung akibat sosial dari judol nan bikin seseorang ambruk hingga bunuh diri.

(whn/imk)