ARTICLE AD BOX
loading...
NEW DELHI - Badan pengawas kecelakaan penerbangan India merilis laporan awal tentang kecelakaan maut Air India Penerbangan AI171,yang mengungkapkan bahwa kedua mesin kehilangan tenaga hanya beberapa detik setelah lepas landas dari Ahmedabad pada 12 Juni.
Penyelidik menemukan bahwa sakelar kontrol bahan bakar pada Boeing 787-8 secara misterius dipindahkan dari 'RUN' ke 'CUTOFF' dalam waktu satu detik, memutus pasokan bahan bakar ke mesin dan memicu kecelakaan nan menewaskan 260 orang — termasuk nyaris seluruh 242 orang di dalam pesawat dan beberapa orang di darat.
Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat (AAIB) mengatakan sejauh ini belum ada kerusakan teknis nan teridentifikasi, dan belum ada rekomendasi keselamatan nan dikeluarkan untuk Boeing alias produsen mesin GE pada tahap ini. Investigasi tetap berlangsung, dengan para pejabat meninjau bukti, catatan, dan info tambahan dari letak kecelakaan.
Laporan tersebut, nan didasarkan pada rekaman bunyi kokpit, info penerbangan, dan kajian letak kejadian, menawarkan wawasan resmi pertama tentang penyebab kecelakaan penerbangan paling mematikan di bumi dalam lebih dari satu dekade. Laporan ini menandai krisis besar bagi Air India, nan sedang mengalami pemulihan di bawah kepemilikan Tata Group.
Boeing, nan pesawat 787-8 Dreamliner-nya mengalami kerugian total pertamanya dalam kejadian tersebut, tetap tutup mulut di depan publik. Air India juga belum mengomentari laporan tersebut sejauh ini.
Pesawat nan menuju London itu jatuh tak lama setelah lepas landas, menghantam permukiman padat masyarakat di dekat bandara. Hanya satu penumpang nan selamat — penduduk negara Inggris Vishwashkumar Ramesh — setelah lolos melalui robekan di badan pesawat.
Sakelar Bahan Bakar Mati, Suara di Kokpit Air India: Mengapa Anda Memotong Jalur?
1. Sakelar Pemutus Bahan Bakar dipindahkan
Menurut info dari kotak hitam pesawat, kedua sakelar kontrol bahan bakar mesin dipindahkan dari posisi "RUN" ke "CUTOFF" — satu demi satu, dalam sedetik — sehingga memutus pasokan bahan bakar ke mesin selama pendakian awal.
Baca Juga: Ini Penyebab Utama Kecelakaan Pesawat Air India
2. Kebingungan Kokpit
Dalam rekaman bunyi kokpit nan mengejutkan, seorang pilot terdengar bertanya kepada pilot lainnya: "Mengapa Anda memotong jalur?" Pilot lainnya menjawab, "Tidak." Masih belum jelas bunyi mana nan berasal dari kapten alias kopilot.
3. Respons Mesin
Setelah sakelar dipindahkan kembali ke posisi "RUN", Mesin 1 menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Mesin 2 menyala kembali tetapi kandas mendapatkan kembali daya dorong, nan menyebabkan hilangnya kecepatan secara terus-menerus dan akhirnya jatuh.
4. Tidak Ada Bukti Tabrakan Burung
Rekaman CCTV dari airport tidak menunjukkan aktivitas burung nan signifikan di jalur penerbangan pesawat, sehingga menepis spekulasi awal adanya tabrakan burung.
5. Kehilangan Daya Terkonfirmasi
Pengoperasian Turbin Udara Ram (RAT) — perangkat darurat nan dipicu oleh kehilangan daya total — terpantau tak lama setelah lepas landas.
6. Pengaturan Flap dan Roda Pendaratan Normal
Laporan mengonfirmasi pengaturan flap normal (lima derajat) dan posisi roda pendaratan pada saat keberangkatan.
7. Tidak Ada Tanda-tanda Sabotase Langsung
Investigator tidak menemukan bukti kecurangan. Mereka juga mencatat adanya peringatan FAA sebelumnya pada tahun 2018 tentang potensi masalah pada sistem penguncian sakelar bahan bakar pada model Boeing tertentu — tetapi inspeksi tidak diwajibkan, dan Air India belum melaksanakannya.