Trump Sangat Frustrasi Pada Zelensky Karena Enggan Akhiri Perang Rusia-ukraina | Family Opera Initiative

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Presiden AS Donald Trump sangat frustrasi pada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky lantaran enggan akhiri perang melawan Rusia nan dinegosiasikan Amerika. Foto/PTI

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sangat frustrasi pada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky lantaran enggan mengakhiri perang melawan Rusia nan dinegosiasikan Washington.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Mike Waltz mengonfirmasi kekesalan Trump pada Zelensky saat bertemu pers pada hari Kamis waktu Washington.

"Tujuannya (Presiden Trump) adalah mengakhiri perang ini. Telah terjadi pertempuran nan terus berjalan di kedua belah pihak. Ini adalah perang parit ala Perang Dunia I," kata Waltz.

Baca Juga

 Zelensky Itu Diktator Tanpa Pemilu!

"Rasa frustrasinya terhadap Presiden Zelensky berlipat ganda. Beberapa retorika dan hinaan nan keluar dari Kyiv terhadap Presiden Trump tidak dapat diterima," lanjut Waltz.

"Presiden Trump sangat frustrasi dengan Presiden Zelensky lantaran dia belum datang ke meja perundingan dan belum bersedia mengambil kesempatan nan telah kami tawarkan. Saya pikir dia bakal segera sampai pada intinya," imbuh dia, nan dilansir Asian News International, Jumat (21/2/2025).

Waltz juga menyoroti meningkatnya kekhawatiran atas beban finansial AS dalam mendukung perang dan upaya pertahanan NATO.

"Kami juga telah menjelaskan selama bertahun-tahun bahwa tidak dapat diterima jika Amerika Serikat dan para pembayar pajaknya terus menanggung beban, tidak hanya biaya perang di Ukraina tetapi juga biaya pertahanan Eropa. Kami sepenuhnya mendukung sekutu NATO kami dan komitmen Pasal 5, tetapi sudah waktunya bagi sekutu NATO kami untuk melangkah maju...Kami bakal memasuki KTT NATO dengan sepertiga sekutu NATO kami tetap belum memenuhi minimum 2 persen—komitmen nan mereka buat satu dasawarsa lampau dengan perang di depan mata mereka," papar Waltz.

"Kami mempunyai prioritas domestik, dan Presiden Trump telah menjelaskannya dengan jelas. Eropa perlu melangkah maju untuk pertahanan mereka sendiri sebagai mitra. Kita bisa menjadi kawan dan sekutu dan melakukan percakapan nan susah itu."

Dia menambahkan, "Saya merasa terhormat duduk di Oval Office ketika Presiden Trump berbincang dengan Presiden [Rusia Vladimir] Putin dan kemudian langsung berbincang dengan Presiden Zelensky; keduanya mengatakan bahwa hanya Presiden Trump nan dapat mempertemukan kedua belah pihak dan bahwa hanya dia nan dapat menghentikan pertempuran nan mengerikan ini. Kami baru saja melakukan pembicaraan bersejarah, nan dimediasi oleh kawan baik dan mitra kami—Arab Saudi, dan kami berterima kasih kepada Putra Mahkota [Mohammed bin Salman] lantaran telah menjadi tuan rumah. Kami duduk, untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, dengan Rusia dan berbincang tentang jalan ke depan dengan perdamaian."