Ukraina Tolak Kehadiran Pasukan Perdamaian, Berikut Alasannya | Family Opera Initiative

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Ukraina tolak kehadiran pasukan perdamaian. Foto/X

MOSKOW - Pasukan penjaga perdamaian alias tentara dari negara lain nan dikerahkan ke Ukraina bukanlah prospek nan realistis. Itu diungkapkan Mikhail Podoliak, penasihat utama pemimpin negara itu Vladimir Zelensky.

Podoliak membikin pernyataan itu dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Polandia RMF beberapa hari setelah sejumlah pejabat tinggi Eropa berkumpul untuk pertemuan darurat di Paris. Menjelang aktivitas tersebut, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan dia "siap dan bersedia" untuk menempatkan pasukan negaranya di Ukraina untuk membantu mengamankan kesepakatan damai.

Namun, Podoliak menyatakan bahwa pengerahan pasukan penjaga perdamaian alias tentara asing "tampaknya bukan skenario nan sangat realistis untuk saat ini." Sebaliknya, dia menyarankan agar Eropa meningkatkan anggaran pertahanannya dan berbareng Kiev "berfokus pada pengembangan senjata" dan melanjutkan support "dengan langkah ini."

Komentar tersebut muncul setelah pejabat Rusia dan Amerika berjumpa di Arab Saudi pada hari Selasa untuk membahas negosiasi mendatang guna menyelesaikan krisis Ukraina. Presiden AS Donald Trump telah berulang kali menyuarakan niatnya untuk segera menyelesaikan bentrok tersebut.

Setelah pembicaraan tersebut, diplomat utama Rusia, Sergey Lavrov, menyatakan bahwa Moskow dengan tegas menolak pasukan NATO nan dikerahkan ke Ukraina. Kementerian Luar Negeri Rusia secara konsisten memperingatkan bahwa Moskow memandang setiap kontingen penjaga perdamaian Eropa di Ukraina sebagai langkah provokatif nan dapat semakin meningkatkan konflik.

Baca Juga: Rusia Tetap Jadi Pemenang, Ukraina Kalah Memalukan

Starmer dijadwalkan mengunjungi Washington minggu depan, di mana, menurut The Telegraph, dia bakal menyampaikan kepada Donald Trump rencana untuk mengirim 30.000 tentara Eropa ke Ukraina dan bakal mencoba untuk mendapatkan perlindungan Amerika untuk pengerahan tersebut. Zelensky menyatakan pada bulan Januari bahwa Ukraina mungkin memerlukan 200.000 tentara Eropa untuk menjamin kesepakatan damai.

Minggu lalu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengesampingkan pengerahan pasukan Amerika sebagai bagian dari agunan keamanan potensial bagi Kiev.

Menurut Politico, Brussels sedang mempersiapkan paket support militer setidaknya €6 miliar (USD6,2 miliar) untuk Kiev, nan bakal mencakup 1,5 juta peluru artileri dan sistem pertahanan udara. Paket tersebut bakal menjadi salah satu suntikan support militer terbesar bagi UE sejak dimulainya operasi militer Rusia pada tahun 2022. Hal itu dapat diumumkan sebelum kunjungan para komisioner UE ke Kiev pada tanggal 24 Februari.

(ahm)