Viral Cahaya Berkilauan Di Laut Suramadu Saat Malam Hari, Ini Analisis Pakar

Sedang Trending 19 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Suramadu -

Viral video sinar berwarna hijau dan biru terlihat berbinar-binar di laut Selat Madura, tepatnya di bawah Jembatan Suramadu, saat malam hari. Pakar biologi dari Unair memberi penjelasan.

Video viral tersebut diunggah akun IG @surabayasiders. Dalam video terlihat kelap-kelip sinar nan tampak dari atas Jembatan Suramadu, mengundang kekaguman dan rasa penasaran masyarakat.

detikJatim mencoba menelusuri berita ini secara langsung dengan mengawasi laut di bawah Jembatan Suramadu pada Rabu (30/7) malam. Air laut di bawah jembatan memang terlihat agak kehijauan, tetapi tidak tampak kilau sinar seperti dalam video viral.

Pengendara motor nan melintas, Wahyu (30), mengaku penasaran setelah memandang video viral itu. Ia apalagi sempat memperlambat kendaraannya untuk memandang langsung ke bawah laut.

"Penasaran ya kok bisa nyala gitu. Tadi pas lewat Jembatan Suramadu sengaja pelan-pelan lihat ke bawah laut, tapi ndak kelihatan," katanya, seperti dilansir detikJatim.

Untuk menjawab rasa mau tahu itu, pengajar Biologi Kelautan, Akuakultur, dan Ekologi Molekuler Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (Unair), Dr Eng Sapto Andriyono SPi MT, memberikan penjelasan ilmiah atas kemungkinan penyebab kejadian tersebut.

"Kalau lihat postingan (video), sepertinya itu kuman Vibrio nan umum di laut, lantaran punya kemampuan fluorescent," kata Sapto kepada detikJatim, dilansir detikJatim, Kamis (31/7/2025).

Menurutnya, sinar berpendar di laut kemungkinan besar berasal dari koloni kuman Vibrio harveyi nan mempunyai keahlian mengeluarkan sinar melalui gen tertentu.

"Koloni ini disusun oleh Vibrio harveyi nan mempunyai gen Lux-n. Gen Lux-n merupakan gen nan bertanggung jawab untuk berpendar alias mengeluarkan cahaya. Bakteri jenis ini banyak menjadi penyebab penyakit pada budi daya udang," jelasnya.

Sapto menyebut keberadaan koloni kuman ini bisa menjadi parameter tingginya kandungan bahan organik di perairan tersebut. Hal ini bisa menjadi sinyal adanya polusi dari aktivitas manusia.

"Kalau bahan organik nan tinggi ini dipastikan dari aspek anthropogenic, aktivitas manusia. Run off perairan juga potensial jika dekat dengan pertanian, lantaran sekarang semua pakai pupuk kimia nan tidak semua terserap tanaman," urainya.

Baca selengkapnya di sini dan di sini.

(idh/imk)