Zelensky Siap Mundur Asalkan Ukraina Gabung Nato

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Kyiv -

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan siap untuk mengundurkan diri dari jabatannya jika perihal itu berfaedah perdamaian terwujud di Ukraina. Zelensky juga menawarkan agar pengunduran dirinya ditukar dengan bergabungnya Ukraina dengan aliansi Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Pernyataan ini, seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (24/2/2025), disampaikan Zelensky dalam konvensi pers nan digelar di Kyiv pada Minggu (23/2) waktu setempat, menjelang peringatan tahun ketiga invasi Rusia terhadap Ukraina, nan dimulai Februari 2022 lalu.

"Jika ada perdamaian bagi Ukraina, jika Anda betul-betul memerlukan saya untuk meninggalkan kedudukan saya, saya siap," kata Zelensky, nan tampak jengkel ketika ditanya dalam konvensi pers apakah dia siap meninggalkan jabatannya jika itu berfaedah menjamin perdamaian.

"Saya bisa menukarnya dengan (keanggotaan) NATO, jika kondisi itu ada, segera," ucapnya menambahkan.

Selama ini, Zelensky menyerukan agar Ukraina diberikan keanggotaan NATO sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri perang. Namun aliansi nan dipimpin AS itu enggan membikin janji.

Baru-baru ini, Zelensky menghadapi kritikan keras dari pemerintahan baru AS. Dia juga mengatakan mau berjumpa Presiden Donald Trump sebelum sang Presiden AS itu melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Zelensky apalagi terlibat perang kata-kata dengan Trump sejak para pejabat AS dan Rusia berjumpa di Arab Saudi pekan lampau untuk membahas perang Ukraina, namun tanpa membujuk Kyiv. Pertemuan itu mengguncang kebijakan Barat nan mengisolasi Moskow dan memicu kemarahan Ukraina juga negara-negara Eropa.

Simak buletin selengkapnya di laman selanjutnya.

Zelensky Mengaku Tak Tersinggung Disebut 'Diktator' oleh Trump

Dalam rentetan serangan verbal selama sepekan terakhir, Trump menyebut Zelensky sebagai "diktator tanpa pemilu" dan menyebut Presiden Ukraina itu tidak terkenal di dalam negeri, nan bertentangan dengan jajak pendapat independen. Dia juga secara keliru menyatakan Ukraina nan "memulai" perang dengan Rusia.

Zelensky, dalam konvensi pers terbaru, mengakui dirinya tidak "tersinggung" oleh komentar Trump tersebut. Dia menyebut Trump diselimuti "disinformasi" Rusia.

"Seseorang bakal tersinggung dengan kata 'diktator' jika dia adalah seorang diktator," ucap Zelensky dalam konvensi pers. Ini menjadi komentar pertamanya soal pernyataan Trump itu setelah sebelumnya dia enggan memberikan tanggapan langsung.

Diketahui bahwa Trump mendorong pemilu di Ukraina saat menyebut Zelensky sebagai "diktator tanpa pemilu" nan merujuk pada masa kedudukan lima tahun resmi Presiden Ukraina nan semestinya berhujung tahun 2024 lalu. Rusia sejak lama membahas perihal ini untuk menuding Zelensky sebagai pemimpin nan tidak sah.

Padahal undang-undang nan bertindak di Ukraina melarang penyelenggaraan pemilu selama keadaan darurat militer, nan ditetapkan Kyiv sejak invasi Moskow tahun 2022 lalu.

"Saya tidak bakal berkuasa selama beberapa dekade, tapi kami juga tidak bakal membiarkan Putin berkuasa atas wilayah Ukraina," tegasnya.

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu