Ajudan Zelensky: Tak Akan Ada Pemilu Di Ukraina Meski Gencatan Senjata Tercapai

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah, Arab Saudi, pada 10 Maret 2025. Foto/Saudi Press Agency/Xinhua

KIEV - Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mikhail Podoliak, menegaskan Ukraina bakal mempertahankan darurat militer dan tidak bakal mengadakan pemilihan presiden apalagi jika gencatan senjata dengan Rusia ditetapkan.

Dia menegaskan perihal itu kepada surat berita Italia la Repubblica pada hari Jumat.

Darurat militer telah diberlakukan di Ukraina sejak bentrok dengan Rusia meningkat pada bulan Februari 2022.

Masa kedudukan Zelensky secara resmi berhujung pada bulan Mei 2024, dan dia menolak mengadakan pemilihan baru, nan menyebabkan perdebatan tentang legitimasi pemerintahannya.

Sejak Presiden AS Donald Trump menjabat pada bulan Januari, AS telah berupaya memediasi perdamaian dalam bentrok tersebut.

Awal pekan ini, AS mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari, nan diklaim Ukraina siap dilaksanakan, berjuntai pada persetujuan Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pendapat gencatan senjata sebagai "gagasan nan bagus" tetapi menunjuk sejumlah masalah nan kudu ditangani sebelumnya.

Juru bicara kepresidenan Dmitry Peskov mengatakan pada hari Jumat bahwa masalah tersebut kemungkinan bakal dibahas dengan Washington selama kontak di masa mendatang.

Namun, menurut Podoliak, gencatan senjata sementara tidak sama dengan berakhirnya konflik.

"Kita kudu mempertahankan keahlian untuk bertempur sampai situasi terkendali," ujar ajudan Zelensky dalam wawancara dengan la Repubblica.