Menimbang Makna Pdip Sebagai Penyeimbang

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Dalam pidatonya di penutupan Kongres VI PDIP di Nusa Dua Bali Convention Center, Sabtu (2/8/2025), Megawati Soekarnoputri menyatakan sikap partai banteng terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran. Ketua Umum PDIP tersebut mengatakan jika partainya bakal menjadi pendukung pemerintah asalkan kebijakan-kebijakannya selalu berpihak kepada rakyat.

Mulanya, Megawati menegaskan kembali makna dari sistem pemerintahan presidensial. Ia menyebut, dalam sistem ini, tidak dikenal istilah koalisi dan oposisi.

"Saya menegaskan satu hal, nan kerap disalahpahami dalam ruang kerakyatan kita, bahwa, ini saya ulangi untuk Anda mesti ingat, dalam sistem pemerintahan presidensial seperti nan kita anut, tidak, tidak, tidak dikenal istilah oposisi dan koalisi," kata Megawati.

Ia kemudian menegaskan jika PDIP merupakan partai nan berpihak kepada rakyat dan bersikap tegas sebagai partai penyeimbang. Megawati menyebut jika perihal ini dilakukan untuk menjaga arah pembangunan nasional tetap berada di dalam rel konstitusi dan kepentingan rakyat banyak. Meski demikian, Megawati menyebut jika partainya juga bakal mengkritisi produk-produk kebijakan pemerintah jika terdapat praktik penyimpangan.

"Kita bakal mendukung setiap kebijakan pemerintah nan berpihak pada rakyat. Namun kita juga bakal bersuara lantang dan bertindak tegas terhadap setiap penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila, keadilan sosial, dan petunjuk penderitaan, dan saya norma nan berkeadilan," ungkapnya.

Sikap ini bukanlah keputusan mudah bagi PDIP. Mengutip detikNews, obrolan alot sempat terjadi dalam memutuskan sikap politik ini. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua DPD PDIP Kalimantan Barat, Lasarus. Ia mengatakan jika para kader wilayah memberikan banyak usulan mengenai perihal ini.

"Ini dinamikanya lumayan lantaran di kami, di (komisi) politik kemarin, cukup alot dan cukup ramai dibahas sebelum diputuskan dan pada saat sambutan penutupan Ibu Ketua Umum sebenarnya merangkum bahwa PDI Perjuangan mengambil sikap sebagai penyeimbang," kata Lasarus.

Sebenarnya wacana soal oposisi-koalisi ini juga sempat tercetus pada Kongres PDIP 2024 lalu. Dalam kesempatan itu, Megawati juga mengatakan perihal nan sama tentang sistem pemerintahan nan tidak memungkinkan adanya oposisi. Meski demikian, PDIP seakan menjadi pihak nan terus mengawasi sejumlah pergerakan pemerintah. Terbaru, partai banteng ini keras mengkritisi wacana penulisan kembali kitab sejarah hingga MBG.

Lalu gimana peta politik hari ini berangkaian dengan sikap terbaru PDIP? Benarkah Prabowo dapat disebut sukses merangkul seluruh unsur di masa pemerintahannya? Menghadirkan Pakar Politik Hanta Yuda, ikuti diskusinya dalam Editorial Review.

Beralih ke topik lain, detikSore bakal mengulas peristiwa pidana nan terjadi di Bali. Seperti ditulis detikbali sebelumnya, seorang WNA asal Australia melakukan tindakan perampasan mobil kemudian membakarnya. Kendaraan tersebut milik seorang sekuriti berjulukan I Ketut Wijaya Kusuma.

Apa nan terjadi? Ikuti laporan komplit Jurnalis detikBali selengkapnya.

Hadir di detikSore, grup band pengganti Perunggu bakal memberikan bocoran album baru mereka. Mengusung tema tentang sebuah perubahan hidup nan konstan, Perunggu mencoba bercerita tentang proses pengambilan keputusan dan pembelajaran dari keseharian seorang manusia.

Album ini seolah menjadi pengingat bagi para penikmatnya agar tetap konsentrasi kepada hal-hal nan ada di dalam kendali masing-masing. Apa tujuannya? Simak obrolan mendalam mengenai album kedua serta penampilan Perunggu hanya di Sunsetalk!

Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat dalam sehari nan disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20. dan TikTok . Jangan ketinggalan untuk mengikuti kajian pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat nan tersedia.

"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"

(far/vys)