ARTICLE AD BOX
Ratusan mantan pejabat keamanan Israel, termasuk beberapa mantan kepala badan intelijen Mossad dan Shin Bet, secara massal mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menekan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu agar mengakhiri perang di Jalur Gaza.
Desakan massal itu, seperti dilansir AFP, Senin (4/8/2025), disampaikan oleh sekitar 550 pensiunan pejabat keamanan Israel dalam surat terbuka nan ditujukan untuk Trump dan dibagikan kepada media pada Senin (4/8) waktu setempat.
Dalam surat terbuka itu, ratusan mantan pejabat keamanan Israel itu menyebut golongan Hamas tidak lagi menjadi ancaman strategis bagi Israel. Mereka juga meminta Trump untuk membantu "mengarahkan" keputusan Netanyahu menuju ke gencatan senjata Gaza.
"Menurut penilaian ahli kami, Hamas tidak lagi menjadi ancaman strategis bagi Israel," tegas surat terbuka itu, nan mewakili sikap ratusan mantan pejabat keamanan Israel.
"Awalnya perang ini adalah perang nan adil, perang defensif, tetapi kita kami telah mencapai semua tujuan militer, perang ini bukan lagi perang nan adil," kata mantan kepala dinas keamanan Shin Bet, Ami Ayalon, dalam pernyataan video nan dirilis menyertai surat terbuka tersebut.
Perang Gaza nan memasuki bulan ke-23, sebut Ayalon, telah "menyebabkan negara Israel kehilangan keamanan dan identitasnya".
Surat terbuka itu berdasar bahwa militer Israel "telah sejak lama mencapai dua tujuan nan dapat dicapai dengan kekerasan: membubarkan susunan militer dan pemerintahan Hamas".
"Yang ketiga, dan nan paling penting, hanya dapat dicapai melalui sebuah kesepakatan: memulangkan semua sandera," sebut surat terbuka tersebut.
"Memburu para pejabat senior Hamas nan tersisa dapat dilakukan nanti," cetus surat terbuka itu.
Dalam surat terbuka tersebut, para mantan pejabat keamanan Israel menunjukkan Trump bahwa dirinya mempunyai kredibilitas di mata kebanyakan rakyat Israel dan dapat menekan Netanyahu untuk mengakhiri perang dan memulangkan para sandera nan tetap ditahan di Jalur Gaza.
Setelah gencatan senjata tercapai, menurut para mantan pejabat keamanan Israel dalam surat terbuka itu, Trump dapat memaksa koalisi regional untuk mendukung Otoritas Palestina nan telah direformasi untuk mengambil alih Jalur Gaza sebagai pengganti dari kekuasaan Hamas.
Surat terbuka itu ditandatangani oleh 550 mantan pejabat keamanan Israel, nan mencakup tiga mantan kepala badan intelijen Mossad, ialah Tamir Pardo, Efraim Halevy dan Danny Yatom, kemudian juga lima mantan kepala Shin Bet, ialah Ayalon, Nadav Argaman, Yoram Cohen, Yaakov Peri, dan Carmi Gilon.
Tiga mantan kepala staf militer Israel, termasuk mantan PM Ehud Barak, mantan Menteri Pertahanan Moshe Yaalon dan Dan Halutz, juga termasuk di antara para mantan pejabat nan menandatangani surat terbuka untuk Trump tersebut.
(nvc/ita)