Kunjungi Lamongan, Gus Ipul: Sekolah Rakyat Hadirkan Keadilan

Sedang Trending 14 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), didampingi Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono meninjau Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 25 Lamongan nan berlokasi di SMK Negeri Maritim Lamongan, Jawa Timur.

Dalam sambutannya, Gus Ipul menegaskan kembali pentingnya Sekolah Rakyat sebagai bagian dari strategi besar pengentasan kemiskinan Presiden Prabowo Subianto.

"Sekolah Rakyat adalah upaya menghadirkan keadilan bagi family nan belum terbawa dalam proses pembangunan. Ini bagian dari strategi besar Presiden Prabowo untuk menurunkan kemiskinan hingga di bawah 5% dan menghapus kemiskinan ekstrem," ujar Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Selasa (5/8/2025).

Sekolah Rakyat, lanjutnya, merupakan miniatur pengentasan kemiskinan terpadu lantaran pendekatannya nan menyeluruh, terintegrasi, dan berbasis data. Seluruh penerima faedah Sekolah Rakyat merujuk pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dan secara sistematis disasar melalui beragam program intervensi sosial. Siswa dan keluarganya tidak hanya mendapatkan akses pendidikan, tetapi juga menerima support sosial komplit seperti PKH dan support pangan (sembako).

Mereka juga dilibatkan dalam program pemberdayaan sosial ekonomi (PPSE) serta menjadi bagian dari sasaran program pembangunan 3 juta rumah layak huni. Keluarga siswa terhubung dengan koperasi desa Merah Putih (KopDes), apalagi mulai menghasilkan produk dari hasil pemberdayaan seperti makanan olahan, kerajinan, dan produk UMKM lainnya.

Dalam aspek kesehatan dan gizi, mereka juga memperoleh jasa Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Untuk menjamin keberlanjutan, seluruh siswa dan keluarganya juga telah terdaftar dalam agunan kesehatan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK).

Faktanya, kehadiran Sekolah Rakyat disambut antusias oleh masyarakat Lamongan. Total kuota 75 siswa SRMA 25 Lamongan penuh terisi. Para siswa berasal dari 25 kecamatan di Lamongan. Mereka dibina oleh 18 guru, 5 wali asuh, dan 1 wali pondok putra.

Gus Ipul menutup sambutannya dengan menegaskan tiga prinsip utama Sekolah Rakyat, yaitu, Memuliakan wong cilik; Menjangkau nan belum terjangkau; dan Memungkinkan nan tidak mungkin.

Tak hanya secara kuantitatif, faedah Sekolah Rakyat juga sudah dirasakan. Salah satu siswa, Muhammad Aldi (14), menceritakan saat ini dirinya mulai belajar membaca.

"Alhamdulillah, siswa kami Aldi selama dua minggu di sini sudah bisa membaca meski belum sempurna. Kami berterima kasih memandang progres mereka nan luar biasa," ujar Kepala sekolah SRMA 25 Lamongan Anis Alminatuf. Dia pun mengucap syukur atas kemajuan para siswa.

Manfaat Sekolah Rakyat juga diakui oleh orang tua siswa. Pipit, ibu dari siswi Syafa Gading Wiguna nan tinggal di Dusun Telatah, mengaku sangat berterima kasih atas adanya program Sekolah Rakyat.

"Saya hanya ibu rumah tangga nan membantu suami berdagang pentol keliling. Jangankan bercita-cita, bermimpi saja tidak berani. Dulu sekolah itu mewah, hanya untuk orang-orang berdompet tebal. Tapi sekarang, kami berani bermimpi," tuturnya.

Sementara Munanzah, pendamping PKH, memastikan bahwa seluruh proses seleksi siswa dilakukan berbasis info dan verifikasi lapangan.

"Ibu ini penerima PKH dan BPNT. Masuk DTSEN desil 1. Setelah saya cek, kondisinya sesuai dengan kriteria," ungkapnya.

Dewi Mustika Oktasari, orang tua siswa lainnya, menegaskan bahwa support sosial bukan untuk dinikmati pasif, tapi untuk diolah menjadi kesempatan usaha.

"Saya tidak mau support itu seperti gaji. Niatnya buka usaha, tapi belum ada modal. Kami mau mandiri," katanya.

Di tempat nan sama, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menggarisbawahi bahwa program Sekolah Rakyat lebih dari sekadar pendidikan formal.

"Ini bukan hanya soal pelajaran. Ini tentang menumbuhkan kembali martabat dan daya juang anak-anak kami," katanya.

(prf/ega)