Mengapa Donald Trump Sebut Pm Trudeau Sebagai Pecundang? | Family Opera Initiative

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Donald Trump sebut PM Kanada Justin Trudeau sebagai pecundang. Foto/X/@KevinKiknass

WASHINGTON - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau adalah "pecundang" nan menghancurkan negara dengan kebijakan kiri radikal. Itu diungkapkan Presiden AS Donald Trump.

Trump sebelumnya menakut-nakuti bakal mengenakan tarif 25% pada barang-barang Kanada dan menyarankan bahwa tetangganya di utara bakal lebih baik sebagai "negara bagian ke-51" AS.

Perang kata-kata antara Trump dan Trudeau bersambung setelah pertandingan beruntung antara tim AS dan Kanada di Boston, di mana para fans tim tamu mencemooh lagu kebangsaan AS.

Kanada menang 3-2 dalam perpanjangan waktu, setelah itu Trudeau menggunakan media sosial untuk mengejek Trump. "Anda tidak dapat merebut negara kami – dan Anda tidak dapat merebut permainan kami," tulisnya di X.

Mengapa Donald Trump Sebut PM Trudeau sebagai Pecundang?

1. Trudeau Dituding Menghancurkan Kanada

Dalam wawancara dengan Brian Kilmeade dari Fox News keesokan harinya, Trump diminta untuk menanggapi pernyataan Trudeau. "Justin pecundang. Selalu begitu," kata Trump, dengan argumen bahwa Trudeau telah "menghancurkan" Kanada dengan "kebijakan kiri radikal" dan "Marxis."

"Kami mempunyai hubungan nan baik dengan Kanada, bukan dengan Justin. Karena dia terlalu radikal ke kiri, dia membunuh Kanada. Kanada sedang dalam kondisi nan sangat buruk," kata Trump. Dia melanjutkan dengan menyatakan bahwa Trudeau bakal kalah dalam pemilihan federal mendatang jika dia memutuskan untuk mencalonkan diri lagi.

"Sepertinya dia tidak bakal mencalonkan diri. Itu langkah nan pandai lantaran dia tidak bakal mempunyai kesempatan untuk menang," klaim Trump.

Baca Juga: Rusia Tetap Jadi Pemenang, Ukraina Kalah Memalukan

2. Popularitas Trudeau Terus Menurun

Tingkat penerimaan terhadap Trudeau turun dari 60% pada tahun 2015, saat dia menjabat, menjadi 22% pada bulan Desember 2024. Bulan lalu, Trudeau mengumumkan bahwa dia bakal mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Liberal dan perdana menteri, dengan argumen perlunya kepemimpinan baru. Ia mengonfirmasi bahwa dia bakal mencalonkan diri kembali.

Awal bulan ini, Trump setuju untuk menunda pengenaan tarif terhadap Kanada selama 30 hari, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk negosiasi.

Ia telah berulang kali beranggapan bahwa negara tersebut bakal diuntungkan secara ekonomi jika diserap oleh AS. Ottawa telah menolak pendapat tersebut, dengan Trudeau mengatakan bahwa "Kanada tidak bakal pernah menjadi negara bagian ke-51."

(ahm)